Minggu, 02 Mei 2010

sahabat, cinta dan teman


Tahu tidak aku menyukai seseorang, dan bagi orang dia itu biasa tapi bagiku tidak. Begitulah kalau kita lagi menyukai seseorang apapun itu… walaupun tai kambing sekalipun kita merasakan rasa cokelat…. Tapi kayaknya untuk yang satu ini aku tidak akan mencobanya… bayangkan.. ih… jijay…

Namanya angga, orang itu yang menghiasi pikianku sekarang ini. Entah sejak kapan aku suka sama dia, yang pasti sudah beberapa bulan terakhir ini. Sering kali aku bertanya kepada diriku dan teman-temanku apakah aku mencintai dia…? Tapi yang aku dapat kepada temanku bahwa aku sebenarnya tidak suka pada dia… masa??? Aku ragu pada jawaban temanku pada saat itu, kemudian aku mencoba merenungi kepada diriku sendiri… aku menuju kehalaman rumahku memandangi awan yang cerah pada sore itu, kucoba menutup mata dan memikirkan seseorang dan ternyata yang terpikirkan hanya dia.

Tahu tidak, aku tidak bisa mengatakan ini pada temanku, kiki. Setiap aku membicarakan angga pada dia, dia lalu memasang muka lain… seperti kesal padaku… aku tidak mengerti mengapa dia melakukan hal itu padaku. Tapi, aku tidak mau lagi berbicara kepada dia hal-hal yang bersifat pribadi tentangku. Lalu aku teringa pada sahabatku, tia. Sahabatku pada saat kami smp… dia sudah seperti kakakku pengertian dan tak pernah mengeluh pada saat aku berbuat salah.. ia selalu mendengarkan curhatku.

Aku lalu menghubungi dia, dan ternyata dia masih ramah kepadaku… kami lalu akrab kembali… setiap dia melihatku dia selalu berteriak memanggilku… dan aku selalu balas sambil melambaikan tangan. Kiki bilang dia itu aneh, tapi aku tak menghiraukan apa yang dia bilang pada sahabatku.

Kemudian pada saat itu aku pergi kerumahnya, kami lalu mulai bercerita mulai waktu kami SMP sampai SMA, aku juga menceritakan pada tia tentang deden.. dia hanya tersenyum dan mendengar ceritaku… kami bertukar cerita, ternyata tia fans sama kakak kelas kami.. ternyata yang dia maksud itu seniorku pada saat kami latihan basket di SMA. Aku hanya tertawa melihat dia malu-malu berbicara tentang gilang. Ternyata temanku ini sudah mulai menyukai seseorang…

Aku lalu bertanya apakah sekarang aku sudah mulai berubah?? Tapi tia bilang aku tidak berubah, masih sama seperti yang dulu… masih ceria dan masih lucu kayak dulu… hanya saja mungkin aku berpikir aku berubah dari styleku sekarang ini, dan aku mulai banyak di sukai oleh laki-laki. Tapi, aku tidak mau sifatku berubah menjadi orang yang sombong, pelit, cuek dan tidak ramah. Tapi kayaknya untuk masalah pelit kayaknya sudah berubah aku.

Tapi kayaknya orang-orang yang melihatku mungkin berpikiran aku sombong dan cuek, apalagi angga kayaknya dia berpikiran kalau aku itu cuek sama dia… tapi sebenarnya aku tidak bisa menatap matanya apalagi berada disampingnya, rasanya aku mati gaya. Aku mencoba bertanya kepada tia, bagaimana dan apa yang harus aku lakukan, dia hanya mengatakan kalau aku itu harus berbicara kepada dia.

Bagaimana aku mau bicara pada dia, lihat dia saja susah… lalu tia menambahkan mungkin aku harus bicara basa-basi aja sama dia…. Haa..?? maksudnya kayak begini… ‘eh den hari ini begitu cerah yah….’ Padahal kan hari lagi mendung…tia lalu tertawa mendengar apa yang aku katakan….

Temanku hanya berkata kok aku bisa jadi begini,, mana yuyun yang selama ini dia kenal, berani dan percaya diri…??. Aku lalu garuk-garuk kepala mendengar apa yang tia katakana…. Aku lalu bertanya pada tia… apa aku melupakan saja dia….??

Tapi temanku melarang aku melupakan dia… aku kira kenapa alasannya melarang aku, ternyata tia hanya bilang biar satu paket kami menyukai yaitu dia dan angga. Aku lalu tersenyum mendengar apa yang dia katakan… tapi, kayaknya aku ingin melupakan saja dia.. walaupun itu sulit bagiku.. tapi biarlah yang penting aku bisa melupakannya… seperti di buku yang pernah aku baca “LET HIM GO DAN PASRAH”.

Biarkan dia pergi sebelum aku menyukai dia lebih jauh lagi… dan akan bertambah susah aku melupakan dia… lebih baik dari awal saja… ‘tia apa yang harus aku lakukan??’tanyaku pada saat itu… dia hanya bilang selama itu yang bisa membuat perasaan aku lega… lakukanlah sekukaku....

♫♫♫

Huh… bagaimanakah supaya aku bisa melupakan dia??? Memang setelah aku berbicara kepada tia, aku jadi ingin melupakan dia… tapi bagaimana caranya??? Kamu pasti setuju apa yang aku katakana bahwa “LEBIH GAMPANG ORANG BICARA DARIPADA PRAKTEKNYA” itulah yang aku tidak bisa sama sekali.

Kiki… seandainya aku bisa menceritakan ini semua pada kamu… mungkin kamu bisa memberikan solusi… seperti kamu memberikan solusi kepada ayu tentang ahdar… tapi kamu lebih pentingkan tentang ayu dan ahdar daripada aku… sebenarnya aku tidak suka itu,, dan aku juga sebenarnya jengkel pada ahdar… karena sifatnya yang aku rasa jelek sekali yang membuat ayu sampai sakit hati… tapi kamu tetap terus megkompori ayu kalau ahdar itu masih suka pada ayu… tapi kenapa hanya pada ahdar saja?? Apa karena dia itu ketua basket di SMA kami… atau dia lebih pentingkan laki-laki daripada perempuan???...

Andai aku bisa menceritakan ini pada fitri,,, tapi kayaknya tidak bisa karena dia juga baru patah hati sama ka brief… dia jadi pendiam dan dia jadi sering menghayal… seharusnya dia memberitahukan kepada aku, kiki dan ayu… sayangnya dia masih belum percaya kepada kami… maka itu aku berpikir bahwa kami itu bukan sahabat… tapi hanya teman… yaitu teman belajar dan teman jalan saja itu aja tidak lebih dan tidak kurang… karena tidak ada yang mau berbicara dan meminta pendapat antara satu sama lain,, setelah kami naik kelas dua kami mungkin akan terpisah… dan kami mungkin tidak akan akrab lagi mungkin jika kami bertemu kami hanya tersenyum dan ber hai saja atau apa.. kemudian pergi… sambil mengingat bahwa pernah pada saat kami kelas satu kami pernah akrab…

Tapi,,, jika kami bisa merubanya mungkin kami bisa menjadi sahabat yang akan terikat dan saling menyayangi… sama seperti aku dan sahabatku, tia… pengertian dan selalu memberi dukungan kepadaku pada saat aku lagi down… atau butuh bantuan…

Tidak sama saat aku bertanya atau meminta pendapat pada mereka, mereka hanya bisa mengeluh dan berkata kalau aku itu selalu bertanya terus… apa tidak ada yang lain yang bisa aku tanyakan…. Lalu aku hanya terdiam dan memendam pertanyaan aku sendiri… sampai aku berbicara kepada tia….

Apakah itu yang bisa dinamakan sahabat??? Tolong jelaskan aku apa itu sahabat…. Please… aku mohon… agar aku bisa mengerti….. maafkan aku jika aku salah menulis tentang ini sehingga tersinggung samoai apa… tapi inilah memang suara hatiku bertabur menjadi satu……