Selasa, 06 Desember 2011

DRAMA: SALAHKAN SAJA SAYA

yakk akhirnya bisa juga mengisi blog nhy,,, kali ini aku ingin masukkin tentang cerita drama saat aku praktek drama dsekolah aku,,, cerita ini menggunakan logat dan ada bahasa daerah dari kendari juga yaitu logat tolaki dan bahasa tolaki,, saat kami mempraktekkan drama ini ternyata cerita ini cukup menghibur teman-teman yang melihat pertunjukkan kami.
hmm,, sebelumnya aku mau jelasin dulu apa sih drama itu,,,

Definisi Drama
Drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.

Berdasarkan isinya, drama dapat dibedakan atas:

1. Drama absurd
Drama absurd adalah drama gila-gilaan yang di dalamnya mengabaikan konvensi struktur semantik (makna kata).

2. Drama borjuis
Drama berjuis adalah drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan atau kalangan atas.

3. Drama domestik
Drama domestik adalah drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa atau kalangan bawah.

4. Drama duka
Drama duka adalah drama yang men ceritakan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.

5. Drama dukaria
Drama dukaria adalah drama yang alurnya lebih cocok untuk drama duka, tetapi berakhir dengan kebahagiaan.

6. Drama heroik
Drama heroik adalah drama yang merupakan peniruan bentuk tragedi dan selalu bertemakan cinta dan nama baik.

7. Drama moralis
Drama moralis adalah drama keagamaan yang bersifat alegoris, berisi konflik atau kebajikan dan kejahatan.

8. Drama rakyat
Drama rakyat adalah drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival-festival rakyat yang ada. Termasuk dalam drama jenis ini, antara lain: ludruk dan lenong.

9. Drama Ria
Drama ria adalah drama ringan yang sifatnya menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat sebagai sindiran, dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan.

10. Drama tendens
Drama tendens adalah drama yang berisi masalah sosial, seperti kepincangan-ke-pincangan yang terjadi di masyarakat.

nagh nhy dia drama yang kami buat,, selamat membaca:
SALAHKAN SAJA saya
Adegan 1
Diceritakan ada 3 sekawan bernama dadang, widya, dan apul. mereka berada di kelas pembuangan, yaitu kelas orang-orang yang tidak minat belajar.
Pada suatu hari,dikelas mereka akan dilaksanakan ulangan matematika. Apul adalah satu-satunya dari mereka bertiga yang agak pintar, dadang hanya pintar dalam 1 bidang musik, sedangkan widya adalah orang yang sangat patuh pada perkataan Ibu nya. Selesai ulangan nilai mereka sangat buruk, kecuali apul, Dadang mendapat 41 dan widya mendapat 34.
Apul : “komorang togh,, sa yakin sebentar malam komorang dimarahi itu”
Dadang : “kalau saya biasa ji,, tinggal sa mainkan gitar,, diam mhi nanti mamaku itu”
widya : “apapun yang dikatakan mamaku,, pasti sa turuti”
Dadang : “berarti,, kalau da suruh ko makan kotoran ko mo makan?”
widya : “selama mamaku yang suruh, kotoran apapun akan terasa enak”
apul dan dadang : “ih,, ngerinya mhi kau”. (merinding)
Tidak lama kemudian datang lisda salah satu murid kelas unggulan.
Lisda : “hah,,71? Kau 43? Ini lagi 34.. astaga nilai 71 nagh,, nilai terendah di kelasku,, nilai standar saja ndag cukup,, ko lihat saya 94”. (tatapan meremehkan)
Widya : “apa kagh juga pedulimu?” (memajuki lisda)
Lisda : “cihh (meludah) dasar orang-orang sampah (ekspresi tersenyum)
Widya : “astaga,, kurang ajarnya pwa,, rasa ko ini” (memukul muka Lisda)
Widya lalu memukul Lisda, pada saat itu muncullah kepala sekolah yang melerai perkelahian mereka.
kepsek : “betulkah kamu memukul lisda”
Lisda : “pak,, dia pukul saya disini,,” (menunjuk pipinya yang biru). “sakitnya mhi… sa lapor mamaku” (menangis).
Widya : “sapa suruh ko ludahi saya,, sa terhina,, san dag bisa terima itu” (marah)
Dadang : “saya saksinya pak,, sa lihat jhi tadi.. kalau laki-laki phi lama mhi sa pukul dia,,” (hampir memukul lisda)
kepsek : “egh,, kenapa lagi ini,, mau pukul lagi orang,, setidaknya kau butuh dua saksi untuk mengelak,, baru sa bebaskan kalau tidak,, sa kasih skor kamu widya”
Widya : “astaga pak,, bisanya itu,, masa saya sendiri,, ndag mau jhi” (memprotes)
kepsek : “makanya ko cari mhi saksinya,, kalian keluar mhi sekarang,, lagi banyak tamuku ini”
Lalu mereka pun keluar dari ruangan kepala sekolah.


Adegan 2
Di kelas Widya, apul dan dadang sedang membicarakan masalah yang dibicarakan tadi di ruangan kepsek,,
Widya : “apul bantu phi saya”
Apul : “mamaku bilang,, sa tidak boleh ikut campur, merusak ja imageq”
Widya : “astaga,, cuman bantu bicara saja kau ndag mau, lebih baik sa pulang saja sa malas mhi belajar” (mengambil tas sambil membanting meja)
Apul : “astaga pelan saja,, ndag usah pake urat, sini mhi dang kita pulang juga,, sekali-kali kita bolos” (mengambil tas lalu pulang)
Adegan 3
Di rumah widya,, ibunya widya menerima telepon dari kepala sekolah,, kepsek itu memberitahukan tentang masalah yang baru saja dilakukan oleh anaknya.
Mita : “apaa.. (kaget) anakku berkelahi sama anaknya orang,, huh,, itu anak.. syelaaaaalu saja begitu.. makasih paleng pak.. sudah kasih tahu saya,, nanti sa kasih rotan itu anak” (menutup telpon) dasar… anak kurang ajar,, syelaaalu saja bikin malu saya,, lihat-lihat mhi sebentar kalo ko pulang” (marah)
Widya : “askummmm…. Tante,, ohhh,, tante… sa pulang mhi..” (teriak keras-keras)
Mita : “tante.. tante… sapa yang ajar ko bilang begitu.. mamamu hee ini… ini anak memang syelaaaluuu saja,, bikin pusing” (menjitak kepala widya) “egh,, kenapa ko berkelahi tadi?? Sa mau dengar penjelasanmu sebagai anakku” (lalu duduk dikursi sambil mengipas-ngipas)
Widya : “bagaimana dia ludahi saya,, memang ma sebenarnya gara-gara matematikanya kita jelek,, ko tahu mhi togh ma,, kelas pembuangan.. jadi mengerti saja” (memijit-mijit mita)
Mita : “ya.. bagian sini nak… (menunjuk arah punggungnya sendiri) astaga,, (berdiri) sa lupa,, sa mau pergi paleng belanja,, lagi diskon jadi harus cepat,, sa pergi dulu nagh… dadaghhh”

Adegan 4
Pada saat berbelanja mita bertemu dengan mamanya apul dan rikman,, mereka lalu berbincang-bincang..
Mamanya apul : “eghh jenk,, kita ketemu disini,, apa kabar ananknya kalian”
Mita : “para kasihan,, sa ndag mengerti itu anak…”
Rikman : “ kenapa parah?
Mita : “huuh,, bagaimana jeleknya nilainya itu anak,, sa ndag tahu mau apakan”
Rikman : “kalau saya sebagai bapaknya dadang,, sa cuman puji saja dia,, supaya bagus nilainya,, hanya itu mhi juga,, main gitar terus yang sa lihat,, lama-lama dia kawin saja sama gitarnya”
Mamanya apul: “kalau saya,, ndag pusing jhi,, kan nanti dia jhi yang urus perusahanku,, jadi masih ada jhi masa depannya,, tapi kalau kopusing sekali,, lebih baik ko pake rotan,, cepat itu pintar,, pernah kayaknya sa baca dibuku mitos ”
Mita : “ohh,, iyo kagh,, nanti sa terapkan dirumah, makasih nagh jenk, sa pergi paleng dulu bayar belanjaanku”
Mamanya apul : “sama-sama,, bodohnya mhi itu orang tua,, mau-maunya sa bodohi… kasihannya mhi anaknya”
Rikman : “ckckck,, bisanya temanmu sendiri kau pergi bodoh-bodohi”
Mamanya apul : “biar mhi” (ketawa)
Adegan 5
Di rumah Widya…
Mita : “widya,, ko dimana?? Sini ko dulu”
Widya : “kenapa kagh ma?? Sa mengantuk ini,,” (menggaruk-garuk kepala)
Mita : “yang mana kagh yang ko tidak tahu pelajaran matematikamu?? Sini sa ajar ko,, supaya ko pintar” (duduk sambil memegang rotan).
Widya : “ko pintar kagh juga ma… ckckck,, semuanya yang sa ndag tahu ini pelajaran”
Mita : “sa ajar ko,, tapi kalau ko masih bodoh juga,, sa pukul ko pakai rotan”
Widya : “beuwhh,, ngerinya mhi… tapi biar mhi sekali-kali supaya sa tambah maju”
Lalu mita pun mengajari widya sambil memukul tangannya hingga merah-merah, mungkin karena mita kelelahan mengajar widya akhirnya dia pingsan.
Widya : “ma kenapa ko..” (panic)
Setelah dibawa kerumah sakit,, mita menderita serangan jantung dan harus dirawat di rumah sakit
Adegan 6
Keesokan harinya widya merasa tidak bersemangat sekolah, padahal hari itu akan ulangan.
Apul : “widya ko kenapa?? Sa lihat-lihat kau sedih sekali..
Dadang : “iya,, kenapa ko??”
Widya : “mamaku kasihan,, dia sakit jantung,, gara-gara dia capek ajar sa belajar,, ko ndag lihat kagh ini tanganku merah-merah mhi”
Apul : “hebatnya mhi,, bisanya gara-gara capek pukul kau, mamamu sampai jantungan… luar biassa”
Dadang : “iyo,, bodoh sekali mhi juga kau sampai begitu..”
Apul : “biar mhi mati mamamu,, kalau dia mati kan ko tidak di kasih rotan lagi”
Widya : (menampar apul) “jaga itu bicaramu”
Apul : “Astaga” (mau memukul widya)
Tiba-tiba kepsek datang, dia melihat lalu menggelengkan kepalanya sambil melihat apul yang akan memukul widya..
Kepsek : “kalian ini,, ulangan sudah jelek, memukul lisda, memukul temanmu sendiri, kalian ini siswa atau preman ?”
Apul : “maaf pak,, kami cuman,,,”
Kepsek : “apa? Kau mau cari alasan?”
Pada saat itu pak widodo lewat,, dan langsung terlibat pembicaraan tersebut.
Pak widodo : “kepsek, jangan mhi kasar sama mereka. Sa yakin dia punya alasan tersendiri untuk itu”
Widya : “sa cuman marah saja sama apul,, bisanya dia doakan mamaku mati,, (lalu pergi)
Widodo : “jangan mhi pak marah sama dia,, lagi sensitive itu,, baru tadi malam mamanya masuk rumah sakit,, maklumi saja”
Kepsek : “baiklah kalau begitu sa maafkan,, tapi lain kali kalau kalian begini lagi,, sa hokum kalian” (lalu pergi)
Dadang : “ih,, kenapa saya yang dimarahi, padahal sa cuman lihat?”
Widodo : “karena kamu temannya,, jadi satu kena,, semuanya juga harus kena”
Apul : “iya bro,, sama-sama saja kena hukum,, lebih baik kita baikan dulu sama widya, sa juga salah ma dia”
Dadang : “sini mhi kita pergi dikelas,, mau ulangan mhi ini”
Adegan 7
Pulang sekolah,, ternyata ulangan matematika mereka dibagikan, nilai ulangan dadang kali ini hanya 42 nilai apul 85, dan widya 55
Widya : “huh,, stress mhi,, kasihan jelek sekali nilaiku” (sedih)
Apul : “ko bawa saja kertas ulangan ku , lalu ko ganti dengan nama mu”
Dadang : “atau ko ganti saja kertas ku dengan nama mu”
Widya : “nilai mu lebih jelek dariku, bodoh”
Dadang : “iyo di,, hehehe”
Widya : “sa pulang mhi paleng,, sa mau kerumah sakit dulu”

Adegan 7
Widya : “maaf ma, sa sudah berusaha, tapi Cuma ini jhi yang sa dapat” (memberikan kertas ulangan pada ibunya)
Mita : (mengambil kertas ulangan dan mengenggamnya erat)
Tiba-tiba, Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit, monitor jantung mita langsung datar, dan mita terdiam membisu.
Widya : “astaga,, oma,, kenapa lagi ini… dokter…” (teriak)
Dokter : (memeriksa mita) “tenang,, keadaan ibu anda baik-baik saja,, dia cuman pingsan,, sebaiknya anda tidak boleh membuat dia kaget atau semacamnya.
Widya : “ma,, maafkan saya,, sa tahu ini gara-gara mama stress kan saya,, salahkan saja saya,, sa janji sama mama,, sa akan jadi anak baik,, baru sa belajar dengan rajin (memeluk mamanya)
Akhirnya, widya berubah,, yang dulunya bodoh kini menjadi pintar berkat usahanya yang belajar dengan keras, dan kini ibunya tidak pernah lagi serangan jantung tiba-tiba akibat ulah widya.
selesai

0 komentar:

Posting Komentar